Jadilah Yang Pertama Men-shared Artikel Ini Ke Teman-Teman yang Lain..
Peristiwa amat mengerikan menimpa pesepak bola dari Kolombia. Andres Escobar Saldarriaga. Ia harus mengakhiri hidupnya setelah 12 biji timah panas menembus tubuhnya.
Seperti dilansir dari republika.co.id, Kamis (20/5), rasa marah, kecewa, dan dendam seorang penggemar membuat Escobar terkapar berlumuran darah. Pemain tim nasional Kolombia yang dibesarkan di klub Atletico Nacional itu pun menghembuskan nafas terakhir di tempat kejadian.
Kekecewaan penggemar itu terkait dengan rangkaian perjalanan timnas Kolombia dalam Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat. Kolombia termasuk salah satu tim yang layak diperhitungkan atau dianggap sebagai ‘kuda hitam’. Sepak bola menyerang yang diperagakan tim ini cukup memikat perhatian.
Ada sederet pemain yang menonjol, antara lain kiper nyentrik Rene Higuita, si kribo Carlos Valderrama, Freddy Rincon, dan Faustino Asprilla. Bersama bintang-bintang ini, Escobar juga memperkuat Kolombia pada Piala Dunia 1990 di Italia.
Lantaran itu, masuk akal bila rakyatnya berharap Kolombia bisa terus melaju dalam Piala Dunia 1994. Namun, fakta berbicara lain. Kolombia malah jadi juru kunci di penyisihan grup karena hanya sekali menang 2-0 atas Swiss dan dua kali kalah (atas Rumania 1-3 dan AS 1-2).
Kekalahan atas AS itulah –pada laga 22 Juni 1994– yang menjadi pemicu kematiannya. Ketika skor masih 1-1, Escobar bermaksud menghalau bola yang melintas di depan gawangnya. Apa lacur, bola yang dihalau justru meluncur deras ke gawang tanpa kuasa dihalau Higuita. Skor 1-2 pun bertahan dan lenyaplah peluang maju ke perdelapan final.
Tentu saja Escobar menyesali gol bunuh diri itu. Media massa di sana juga mengecam kecerobohan Escobar. Pemain kelahiran 13 Maret 1963 di Medellin, Kolombia itu pun sesaat bak menjadi musuh bersama bagi penggemar kesebelasan Kolombia.
Hujan kecaman itu lalu mereda beberapa pekan kemudian. Escobar kembali menjalani hidup normal sampai peristiwa mengerikan terjadi pada 2 Juli 1994 di dekat sebuah klub malam di Medellin.
Seorang pria bernama Humberto Munoz Castro yang berprofesi sebagai bodyguard rupanya sudah mengincarnya. Begitu Escobar keluar dari tempat hiburan malam itu, Humberto langsung memuntahkan 12 tembakan sembari meneriakkan ‘goool’ pada setiap butir peluru yang dilepas.
Atas peristiwa tragis itu, organisasi sepak bola Kolombia serta klub Atletico Nacional di Medellin mengabadikan nomor punggung Escobar (nomor 2) dan tak dipakai pemain lain. Escobar juga mendapat julukan ‘El Caballero de Futbol’ atau pahlawan sepak bola.
Si pelaku, Humberto, lalu dijatuhi hukuman penjara 43 tahun. Hukuman dikurangi menjadi 26 tahun setelah Humberto mengajukan banding. Melalui berbagai remisi/pengurangan, Humberto hanya menjalani hukuman 11 tahun. Meski demikian, Escobar akan tetap dikenang sepanjang sejarah penyelenggaraan Piala Dunia.
Seperti dilansir dari republika.co.id, Kamis (20/5), rasa marah, kecewa, dan dendam seorang penggemar membuat Escobar terkapar berlumuran darah. Pemain tim nasional Kolombia yang dibesarkan di klub Atletico Nacional itu pun menghembuskan nafas terakhir di tempat kejadian.
Kekecewaan penggemar itu terkait dengan rangkaian perjalanan timnas Kolombia dalam Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat. Kolombia termasuk salah satu tim yang layak diperhitungkan atau dianggap sebagai ‘kuda hitam’. Sepak bola menyerang yang diperagakan tim ini cukup memikat perhatian.
Ada sederet pemain yang menonjol, antara lain kiper nyentrik Rene Higuita, si kribo Carlos Valderrama, Freddy Rincon, dan Faustino Asprilla. Bersama bintang-bintang ini, Escobar juga memperkuat Kolombia pada Piala Dunia 1990 di Italia.
Lantaran itu, masuk akal bila rakyatnya berharap Kolombia bisa terus melaju dalam Piala Dunia 1994. Namun, fakta berbicara lain. Kolombia malah jadi juru kunci di penyisihan grup karena hanya sekali menang 2-0 atas Swiss dan dua kali kalah (atas Rumania 1-3 dan AS 1-2).
Kekalahan atas AS itulah –pada laga 22 Juni 1994– yang menjadi pemicu kematiannya. Ketika skor masih 1-1, Escobar bermaksud menghalau bola yang melintas di depan gawangnya. Apa lacur, bola yang dihalau justru meluncur deras ke gawang tanpa kuasa dihalau Higuita. Skor 1-2 pun bertahan dan lenyaplah peluang maju ke perdelapan final.
Tentu saja Escobar menyesali gol bunuh diri itu. Media massa di sana juga mengecam kecerobohan Escobar. Pemain kelahiran 13 Maret 1963 di Medellin, Kolombia itu pun sesaat bak menjadi musuh bersama bagi penggemar kesebelasan Kolombia.
Hujan kecaman itu lalu mereda beberapa pekan kemudian. Escobar kembali menjalani hidup normal sampai peristiwa mengerikan terjadi pada 2 Juli 1994 di dekat sebuah klub malam di Medellin.
Seorang pria bernama Humberto Munoz Castro yang berprofesi sebagai bodyguard rupanya sudah mengincarnya. Begitu Escobar keluar dari tempat hiburan malam itu, Humberto langsung memuntahkan 12 tembakan sembari meneriakkan ‘goool’ pada setiap butir peluru yang dilepas.
Atas peristiwa tragis itu, organisasi sepak bola Kolombia serta klub Atletico Nacional di Medellin mengabadikan nomor punggung Escobar (nomor 2) dan tak dipakai pemain lain. Escobar juga mendapat julukan ‘El Caballero de Futbol’ atau pahlawan sepak bola.
Si pelaku, Humberto, lalu dijatuhi hukuman penjara 43 tahun. Hukuman dikurangi menjadi 26 tahun setelah Humberto mengajukan banding. Melalui berbagai remisi/pengurangan, Humberto hanya menjalani hukuman 11 tahun. Meski demikian, Escobar akan tetap dikenang sepanjang sejarah penyelenggaraan Piala Dunia.
Jika Sobat Suka Dengan Artikel Ini, Jangan Lupa Sharing Ke Teman yang Lain y
^_^y
Yuk Sebarkan Artikel ini ke Temen-Temen yang Laen
Klik Di Sini Untuk Share Lewat Facebook
Klik Di Sini Untuk Share Lewat Twitter