Jadilah Yang Pertama Men-shared Artikel Ini Ke Teman-Teman yang Lain..
VIVAnews – Armand Salam, Direktur Riset Lingkaran Survei Indonesia, melihat internet masih menjadi pilihan ke sekian dalam kampanye politik. Namun internet menawarkan kelebihan yang tak bisa dimiliki media lainnya. “Untuk pendekatan intens, internet lebih efektif,” kata Armand diwawancara VIVAnews, Sabtu 13 Maret 2010. “Di sana ada jejaring sosial dan e-mail. Itu bisa lebih personal dan mendalam,” ujarnya.
Intensitas yang intim ini menjawab kecenderungan pemilih yang melankolis, merasa butuh didekati langsung oleh calon. Media seperti televisi, koran dan radio tak bisa seintens internet.
Namun masalahnya adalah, infrastruktur internet masih terbatas. Dilihat dari kesiapan, kota masih mungkin, tapi daerah sulit. “Kita bicara agregat yang mampu mengakses sangat kecil,” kata Armand.
Belum lagi, perilaku pengguna internet juga sangat minim yang ingin mengakses informasi politik. Survei Lingkaran Survei Indonesia pada Desember 2009, hanya sekitar 2,8 persen pengguna internet untuk mengakses informasi politik. “Mungkin kalau nanti riset khusus untuk pengguna jejaring > sosial penggunanya mungkin lebih besar,” ujar Armand.
Namun Armand berkeyakinan, pada Pemilu 2014, penggunaan internet semakin meningkat. “Instrumen internet sudah mulai terekspose sehingga peluang meningkatkan get vote jauh lebih besar didukung menjamurnya jejaring sosial sehingga lebih melek keadaan politik,” katanya.
Vivanews
Intensitas yang intim ini menjawab kecenderungan pemilih yang melankolis, merasa butuh didekati langsung oleh calon. Media seperti televisi, koran dan radio tak bisa seintens internet.
Namun masalahnya adalah, infrastruktur internet masih terbatas. Dilihat dari kesiapan, kota masih mungkin, tapi daerah sulit. “Kita bicara agregat yang mampu mengakses sangat kecil,” kata Armand.
Belum lagi, perilaku pengguna internet juga sangat minim yang ingin mengakses informasi politik. Survei Lingkaran Survei Indonesia pada Desember 2009, hanya sekitar 2,8 persen pengguna internet untuk mengakses informasi politik. “Mungkin kalau nanti riset khusus untuk pengguna jejaring > sosial penggunanya mungkin lebih besar,” ujar Armand.
Namun Armand berkeyakinan, pada Pemilu 2014, penggunaan internet semakin meningkat. “Instrumen internet sudah mulai terekspose sehingga peluang meningkatkan get vote jauh lebih besar didukung menjamurnya jejaring sosial sehingga lebih melek keadaan politik,” katanya.
Vivanews
Jika Sobat Suka Dengan Artikel Ini, Jangan Lupa Sharing Ke Teman yang Lain y
^_^y
Yuk Sebarkan Artikel ini ke Temen-Temen yang Laen
Klik Di Sini Untuk Share Lewat Facebook
Klik Di Sini Untuk Share Lewat Twitter