Jadilah Yang Pertama Men-shared Artikel Ini Ke Teman-Teman yang Lain..
TRIPOLI, KOMPAS.com —Seorang petempur revolusioner Libya membual dalam sebuah rekaman video bahwa dialah yang membunuh Kolonel Mommar Khadafy, mantan penguasa lalim negara itu. Pemuda itu, yang wajahnya muncul dalam vedio itu tetapi belum teridentifikasi, mengatakan, dia membunuh diktator yang terjungkal tersebut karena tak rela untuk membiarkannya hidup. "Kami menangkapnya," kata petempur dalam video tersebut seperti dikutip Daily Mail, Senin (24/10/2011). "Saya memukul wajahnya. Sejumlah pejuang lain ingin membawanya pergi dan saat itulah saya menembaknya, dua kali: di wajah dan di dada."
Untuk membuktikan klaimnya, petempur itu kemudian memamerkan apa yang tampaknya merupakan kemeja yang berlumuran darah milik Khadafy, lalu menunjukkan cincin emas yang ia katakan ia ambil dari jari mantan penguasa lalim yang sudah tak bernyawa itu.
Klaim sensasional itu muncul bersamaan dengan video paling jelas dan paling mengerikan saat Khadafy dipukuli secara kejam pada waktu penangkapannya, yang kini muncul di dunia maya. Video itu menunjukkan diktator yang berlumuran darah itu setelah ia dikeluarkan dari tempat persembunyiannya di Sirte, kota kelahirannya. Ia lalu ditendang dan ditinju oleh para penangkapnya.
Dengan meneriakkan "Allahu Akbar", dan suara tembakan senapan serbu dalam latar belakang, para petempur itu menganiaya Khadafy yang mengalami pendarahan di sebuah lahan kosong dan memasukkannya ke sebuah truk yang sedang menunggu. Dalam adegan gila-gilaan itu, para pemberontak menghujani pukulan terhadap mantan pemimpin Libya itu. Mereka menarik dia dengan menarik rambutnya dan menyepakkan debu ke wajahnya. Khadafy yang terluka tampaknya tetap diam, berupaya untuk bertahan dari serangkaian pukulan yang mengarah ke wajah dan kepalanya.
Pada awal film itu terdapat animasi digital yang menyatakan bahwa itu merupakan hasil karya Freedom Group TV. Menurut halaman Facebook grup itu, mereka merupakan "kelompok jurnalis warga (yang) misinya membiarkan dunia tahu apa yang terjadi di Libya". Tidak ada petunjuk di halaman Facebook atau situs mereka tentang siapa yang mungkin berada di balik kelompok itu atau yang mendanai pekerjaan mereka.
Dua video tersebut, yaitu pengakuan pemuda yang menembak Khadafy dan tentang adegan mengerikan yang terlihat jelas, muncul sehari setelah pemimpin baru Libya, Perdana Menteri Mahmoud Jibril, mengatakan ia berharap penguasa lalim yang dibenci itu tetap hidup agar bisa diadili.
Apa yang tampaknya merupakan eksekusi singkat terhadap Kolonel Khadafy minggu lalu itu telah menodai reputasi Pemerintah Libya yang baru. Aliansi internasional dari Dewan Transisi Nasional (NTC) telah mendesak pemerintah baru itu untuk melakukan penyelidikan.
Untuk membuktikan klaimnya, petempur itu kemudian memamerkan apa yang tampaknya merupakan kemeja yang berlumuran darah milik Khadafy, lalu menunjukkan cincin emas yang ia katakan ia ambil dari jari mantan penguasa lalim yang sudah tak bernyawa itu.
Klaim sensasional itu muncul bersamaan dengan video paling jelas dan paling mengerikan saat Khadafy dipukuli secara kejam pada waktu penangkapannya, yang kini muncul di dunia maya. Video itu menunjukkan diktator yang berlumuran darah itu setelah ia dikeluarkan dari tempat persembunyiannya di Sirte, kota kelahirannya. Ia lalu ditendang dan ditinju oleh para penangkapnya.
Dengan meneriakkan "Allahu Akbar", dan suara tembakan senapan serbu dalam latar belakang, para petempur itu menganiaya Khadafy yang mengalami pendarahan di sebuah lahan kosong dan memasukkannya ke sebuah truk yang sedang menunggu. Dalam adegan gila-gilaan itu, para pemberontak menghujani pukulan terhadap mantan pemimpin Libya itu. Mereka menarik dia dengan menarik rambutnya dan menyepakkan debu ke wajahnya. Khadafy yang terluka tampaknya tetap diam, berupaya untuk bertahan dari serangkaian pukulan yang mengarah ke wajah dan kepalanya.
Pada awal film itu terdapat animasi digital yang menyatakan bahwa itu merupakan hasil karya Freedom Group TV. Menurut halaman Facebook grup itu, mereka merupakan "kelompok jurnalis warga (yang) misinya membiarkan dunia tahu apa yang terjadi di Libya". Tidak ada petunjuk di halaman Facebook atau situs mereka tentang siapa yang mungkin berada di balik kelompok itu atau yang mendanai pekerjaan mereka.
Dua video tersebut, yaitu pengakuan pemuda yang menembak Khadafy dan tentang adegan mengerikan yang terlihat jelas, muncul sehari setelah pemimpin baru Libya, Perdana Menteri Mahmoud Jibril, mengatakan ia berharap penguasa lalim yang dibenci itu tetap hidup agar bisa diadili.
Apa yang tampaknya merupakan eksekusi singkat terhadap Kolonel Khadafy minggu lalu itu telah menodai reputasi Pemerintah Libya yang baru. Aliansi internasional dari Dewan Transisi Nasional (NTC) telah mendesak pemerintah baru itu untuk melakukan penyelidikan.
Jika Sobat Suka Dengan Artikel Ini, Jangan Lupa Sharing Ke Teman yang Lain y
^_^y
Yuk Sebarkan Artikel ini ke Temen-Temen yang Laen
Klik Di Sini Untuk Share Lewat Facebook
Klik Di Sini Untuk Share Lewat Twitter