Jadilah Yang Pertama Men-shared Artikel Ini Ke Teman-Teman yang Lain..
Keguguran tentunya jadi hal yang sangat menyedihkan untuk seorang wanita. Kejadian itu bisa menyebabkan trauma mendalam dan depresi.
Belum lagi, si wanita juga masih terus mengeluarkan darah setelah peristiwa tersebut terjadi. Keluarnya darah itu akan dialami selama 4 sampai 12 hari. Lamanya waktu keluarnya darah tersebut berbeda-beda pada setiap wanita. Namun untuk wanita yang mengalami keguguran di trimester ketiga kehamilan, Miss. V nya bisa terus mengeluarkan darah sampai setidaknya enam minggu.
Selain keluarnya darah dari Miss V, gejala lain yang juga bisa muncul jika terdapat komplikasi akibat kuret adalah:
1. Pendarahan hebat yang terkadang disertai dengan adanya gumpalan besar.
2. Rasa nyeri atau sakit pada perut bagian bawah.
3. Terjadinya perubahan cairan vagina seperti keputihan dan berbau.
4. Mengalami demam dengan suhu yang tinggi.
5. Mengalami menstruasi yang tidak normal sebulan setelah kuret.
Semua hal di atas, jika dialami seorang wanita tentunya membuat pria harus bisa menahan diri untuk tidak bercinta dengan istrinya pasca keguguran. Tapi bukan hanya karena keluarnya darah saja sebenarnya yang membuat wanita tak memikirkan soal seks setelah mengalami peristiwa menyedihkan itu.
Psikologis seorang wanita yang baru mengalami keguguran juga sangat berpengaruh membuat dia malas bercinta dengan pasangannya, meski darah sudah tidak lagi keluar. Bagi wanita tersebut, kegiatan seks mengingatkan mereka lagi pada kejadian menyedihkan itu.
Keguguran juga membuat wanita takut untuk bercinta karena mereka khawatir hal serupa akan terjadi lagi. Sementara beberapa wanita lainnya kehilangan kepercayaan diri pasca keguguran karena merasa dirinya gagal mempertahankan keselamatan janinnya. Kepercayaan diri yang menurun ini pun bisa membuat si wanita kehilangan gairah bercinta.
Jadi, kapan sebenarnya waktu yang tepat untuk bercinta lagi setelah keguguran? Pakar seks yang merupakan anggota Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI), Dr. Andri Wanananda MS, menjelaskan, ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh pasangan untuk berhubungan intim setelah peristiwa keguguran. Dua aspek itu adalah:
1. Psikologis, artinya istri telah tenang, bisa ikhlas menerima peristiwa keguguran yang mengakibatkan trauma-psikologis
2. Fisik, artinya jaringan saluran vagina dan rahim telah pulih, keseimbangan hormonal juga telah tercapai.
Jangka waktunya amat relatif bergantung pada kebugaran fisiknya. Pada umumnya setelah 2-3 bulan terjadinya pemulihan fisik optimal maka melakukan hubungan intim kembali.
( Sumber: http://www.wolipop.com/read/2011/09/30/084548/1733710/227/waktu-yang-tepat-untuk-bercinta-lagi-pasca-keguguran )
Belum lagi, si wanita juga masih terus mengeluarkan darah setelah peristiwa tersebut terjadi. Keluarnya darah itu akan dialami selama 4 sampai 12 hari. Lamanya waktu keluarnya darah tersebut berbeda-beda pada setiap wanita. Namun untuk wanita yang mengalami keguguran di trimester ketiga kehamilan, Miss. V nya bisa terus mengeluarkan darah sampai setidaknya enam minggu.
Selain keluarnya darah dari Miss V, gejala lain yang juga bisa muncul jika terdapat komplikasi akibat kuret adalah:
1. Pendarahan hebat yang terkadang disertai dengan adanya gumpalan besar.
2. Rasa nyeri atau sakit pada perut bagian bawah.
3. Terjadinya perubahan cairan vagina seperti keputihan dan berbau.
4. Mengalami demam dengan suhu yang tinggi.
5. Mengalami menstruasi yang tidak normal sebulan setelah kuret.
Semua hal di atas, jika dialami seorang wanita tentunya membuat pria harus bisa menahan diri untuk tidak bercinta dengan istrinya pasca keguguran. Tapi bukan hanya karena keluarnya darah saja sebenarnya yang membuat wanita tak memikirkan soal seks setelah mengalami peristiwa menyedihkan itu.
Psikologis seorang wanita yang baru mengalami keguguran juga sangat berpengaruh membuat dia malas bercinta dengan pasangannya, meski darah sudah tidak lagi keluar. Bagi wanita tersebut, kegiatan seks mengingatkan mereka lagi pada kejadian menyedihkan itu.
Keguguran juga membuat wanita takut untuk bercinta karena mereka khawatir hal serupa akan terjadi lagi. Sementara beberapa wanita lainnya kehilangan kepercayaan diri pasca keguguran karena merasa dirinya gagal mempertahankan keselamatan janinnya. Kepercayaan diri yang menurun ini pun bisa membuat si wanita kehilangan gairah bercinta.
Jadi, kapan sebenarnya waktu yang tepat untuk bercinta lagi setelah keguguran? Pakar seks yang merupakan anggota Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI), Dr. Andri Wanananda MS, menjelaskan, ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh pasangan untuk berhubungan intim setelah peristiwa keguguran. Dua aspek itu adalah:
1. Psikologis, artinya istri telah tenang, bisa ikhlas menerima peristiwa keguguran yang mengakibatkan trauma-psikologis
2. Fisik, artinya jaringan saluran vagina dan rahim telah pulih, keseimbangan hormonal juga telah tercapai.
Jangka waktunya amat relatif bergantung pada kebugaran fisiknya. Pada umumnya setelah 2-3 bulan terjadinya pemulihan fisik optimal maka melakukan hubungan intim kembali.
( Sumber: http://www.wolipop.com/read/2011/09/30/084548/1733710/227/waktu-yang-tepat-untuk-bercinta-lagi-pasca-keguguran )
Jika Sobat Suka Dengan Artikel Ini, Jangan Lupa Sharing Ke Teman yang Lain y
^_^y
Yuk Sebarkan Artikel ini ke Temen-Temen yang Laen
Klik Di Sini Untuk Share Lewat Facebook
Klik Di Sini Untuk Share Lewat Twitter