Jadilah Yang Pertama Men-shared Artikel Ini Ke Teman-Teman yang Lain..
Selama ini kata-kata itu hanya ada di penggalan puisi, kata cinta atau pun di lirik lagu. Namun belakangan para ahli astronomi mulai memikirkan kemungkinan dahulu di planet bumi ini beredar dua bulan. Yang pertama lebih kecil dari yang satunya yang bertahan hingga kini.
Namun karena terjadi benturan yang diistilahkan the big splat, kini bumi hanya dihiasi satu bulan saja. Para astronomi memikirkan kemungkinan itu karena melihat adanya perbedaan antara dua sisi bulan saat ini.
Dimana sisi tergelap dan paling jauh di bulan lebih berbukit dibandingkan sisi yang selalu menghadap ke bumi. Teori ini terungkap dari jurnal alam yang diterbitkan baru-baru ini di Washington.
Dalam jurnal tersebut juga dilengkapi dengan ilustrasi simulasi komputer mengenai mengapa itu bisa terjadi. Pendapat ini dianggap sejumlah ilmuwan diluar AS, masuk di akal. Namun perlu penjelasan yang lebih lengkap.
Diperkirakan sekitar 4,4 miliar tahun yang lalu, jauh sebelum ada kehidupan di planet bumi, ada dua bulan yang beredar. Bulan sendiri terbentuk 100 juta tahun setelah bumi ada, yang berasal dari benturan bumi dengan sebuah planet yang besar.
Dua bulan ini kemudian mengorbit mengelilingi bumi, yang satu lebih besar dan satunya yang kecil mengikuti. Bulan yang kecil beratnya jauh lebih ringan sedangkan yang satunya tiga kali lebih besar dengan berat lebih 25 kali. Karena besar ukurannya, daya gravitasinya juga kuat dan menarik bulan yang lebih kecil untuk mendekat dan akhirnya bertabrakan.
"Kedua bulan ini memang ditakdirkan untuk saling bertabrakan (the big splat). Tak ada jalan lain," ungkap peneliti AS, Erik Asphaug, ahli astronomi dari Universitas California, Santa Cruz.
Namun Asphaug meyakini kalau tabrakan dua bulan ini berlangsung secara perlahan, dan terjadi pada kecepatan sekitar 8.050 kilometer per jam. Namun karena perlahannya, tidak membuat bebatuan di sana menjadi meleleh. Selain itu karena bulan yang lebih kecil besarnya sekitar 965 km, butuh waktu untuk mengakhiri tabarakan dalam kecepatan tersebut.
"Bebatuan dari bulan kecil yang hancur kemudian tersebar di sekitar bulan yang lebih besar dan tidak menghasilkan lubang atau kawah besar seperti yang terjadi kalau tabrakan dalam kecepatan tinggu,' jelas Asphaug.
( Sumber: http://www.suarapembaruan.com/inovasi/benarkah-dahulu-bumi-punya-bulan-dua/9851 )
Namun karena terjadi benturan yang diistilahkan the big splat, kini bumi hanya dihiasi satu bulan saja. Para astronomi memikirkan kemungkinan itu karena melihat adanya perbedaan antara dua sisi bulan saat ini.
Dimana sisi tergelap dan paling jauh di bulan lebih berbukit dibandingkan sisi yang selalu menghadap ke bumi. Teori ini terungkap dari jurnal alam yang diterbitkan baru-baru ini di Washington.
Dalam jurnal tersebut juga dilengkapi dengan ilustrasi simulasi komputer mengenai mengapa itu bisa terjadi. Pendapat ini dianggap sejumlah ilmuwan diluar AS, masuk di akal. Namun perlu penjelasan yang lebih lengkap.
Diperkirakan sekitar 4,4 miliar tahun yang lalu, jauh sebelum ada kehidupan di planet bumi, ada dua bulan yang beredar. Bulan sendiri terbentuk 100 juta tahun setelah bumi ada, yang berasal dari benturan bumi dengan sebuah planet yang besar.
Dua bulan ini kemudian mengorbit mengelilingi bumi, yang satu lebih besar dan satunya yang kecil mengikuti. Bulan yang kecil beratnya jauh lebih ringan sedangkan yang satunya tiga kali lebih besar dengan berat lebih 25 kali. Karena besar ukurannya, daya gravitasinya juga kuat dan menarik bulan yang lebih kecil untuk mendekat dan akhirnya bertabrakan.
"Kedua bulan ini memang ditakdirkan untuk saling bertabrakan (the big splat). Tak ada jalan lain," ungkap peneliti AS, Erik Asphaug, ahli astronomi dari Universitas California, Santa Cruz.
Namun Asphaug meyakini kalau tabrakan dua bulan ini berlangsung secara perlahan, dan terjadi pada kecepatan sekitar 8.050 kilometer per jam. Namun karena perlahannya, tidak membuat bebatuan di sana menjadi meleleh. Selain itu karena bulan yang lebih kecil besarnya sekitar 965 km, butuh waktu untuk mengakhiri tabarakan dalam kecepatan tersebut.
"Bebatuan dari bulan kecil yang hancur kemudian tersebar di sekitar bulan yang lebih besar dan tidak menghasilkan lubang atau kawah besar seperti yang terjadi kalau tabrakan dalam kecepatan tinggu,' jelas Asphaug.
( Sumber: http://www.suarapembaruan.com/inovasi/benarkah-dahulu-bumi-punya-bulan-dua/9851 )
Jika Sobat Suka Dengan Artikel Ini, Jangan Lupa Sharing Ke Teman yang Lain y
^_^y
Yuk Sebarkan Artikel ini ke Temen-Temen yang Laen
Klik Di Sini Untuk Share Lewat Facebook
Klik Di Sini Untuk Share Lewat Twitter